Jumat, 04 September 2009

Teori Baru Tentang Gempa : Memprediksi Gempa Masa Mendatang

Ilmuwan Australia mengembangkan sebuah teori baru tentang bagaimana terjadi-nya gempa bumi di Pakistan, dan berharap akan menuju kearah perkiraan yang lebih akurat berkenaan bencana gempa bumi dan tsunami di seluruh dunia.
Para ilmuwan dari Research School of Earth Sciences (Sekolah Penelitian Tentang Ilmu Bumi) di Universitas Nasional Australia (ANU), menemukan bahwa beberapa gempa paling dramatis yang terjadi di pegunungan Hindu Kush, Pakistan, disebabkan oleh meregangnya batuan dalam dibawah permukaan bumi.
Penemuan mereka, dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience, bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa gempa bumi biasanya dihasilkan dari tubrukan pergesekan antara lempeng-lempeng tektonik.
“Kita selalu berfikir tentang gempa bumi sebagai akibat rapuhnya bumi,” kata peneliti ANU, Professor Gordon Lister.
“Akan tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa lambat laun, terbentuknya regangan karakteristik geologi tertentu dapat membentuk suatu energi yang secara tiba-tiba dilepaskan, sehingga menjadi penyebab utama bergolaknya gempa bumi.”
Dengan menggunakan model dalam komputer, para peneliti dapat menunjukkan massa batuan panjang yang berbentuk seperti sosis diregangkan kedalam interior bumi dibawah permukaan wilayah Hindi Kush, bagian utara Pakistan.
Seperti sepotong permen karet, adakalanya batuan mempercepat tingkat peregangan, meng-hasilkan pelepasan energi yang cepat, yang pada gilirannya bisa mengakibatkan gempa bumi yang hebat. Prof Lister percaya bahwa teori baru ini akan membantu para ilmuwan untuk memahami lebih baik bagaimana terjadinya gempa bumi diseluruh dunia, dan dapat mengarahkan sistem perkiraan gempa bumi yang lebih baik.
“Kami mulai mendorong kearah fundamental terhadap apa yang menjadi penyebab gempa bumi, bukan hanya apa yang terjadi selama berlangsungnya gempa bumi. Kami menyebutnya sebagai memahami ‘kemarahan alam’,”katanya.
“Ini memberi masukan yang potensial bagi kami untuk secepatnya mengembangkan hal baru dan inovasi jangka panjang berkenaan teknik memprediksi gempa.
Prof Lister mengatakan: “Walaupun pemecahannya tidak mencukupi untuk penelitian gempa. Kami telah menghabiskan jutaan dolar setelah kejadian tsunami di Sumatra, membantu mereka kembali untuk mandiri, dan kami menggunakan sebagian untuk sistem peringatan dini (tsunami), akan tetapi di dalam tujuan dasar penelitian, kami belum menggunakannya sepersen pun terhadap pemahaman apa yang sebenarnya terjadi,”katanya.
Ia menambahkan ketika beberapa orang memegang pandangan bahwa perkiraan gempa bumi adalah sebuah permainan sulap, wawasan baru terhadap geologi bumi, sebagaimana dalam temuan timnya, telah menjadikannya sebagai ilmu pengetahuan yang lebih pasti.
“Data mulai terlihat, karena teknik baru kami, dimana anda benar-benar dapat melihat pergerakan yang terjadi akan secepatnya berubah menjadi gempa bumi utama.” (AAP/The Epoch Times/dta)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms